PUNCA.CO – Konflik bersenjata di Timur Tengah kembali memanas. Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran, melancarkan serangan roket ke wilayah Israel pada Sabtu (2/11) menambah intensitas pertempuran yang telah berkobar sejak September lalu. Serangan ini menjadi babak baru dalam ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut.
Ketegangan memuncak setelah serangan mendadak militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangkaian aksi balasan dan gelombang kekerasan yang meluas hingga ke perbatasan Lebanon. Hizbullah, dalam dukungannya terhadap Hamas, mulai meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel, yang memicu respons keras dari pihak Israel.
Dampak serangan Israel di Lebanon mulai dirasakan semakin luas. Pada Jumat (1/11/2024), Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa setidaknya 52 warga tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam lebih dari selusin kota, termasuk wilayah bersejarah Baalbek yang dikenal dengan reruntuhan Romawi yang dilindungi UNESCO.
Di sisi lain, militer Israel menyatakan pada Sabtu (2/11/2024) bahwa pihaknya telah berhasil menewaskan dua komandan senior Hizbullah dalam serangan di wilayah Tyre sehari sebelumnya. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Hizbullah terkait klaim tersebut.
Gaza, yang telah lama menjadi pusat konflik, menghadapi situasi yang semakin tragis. Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas itu melaporkan bahwa lebih dari 43.000 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel. Serangan-serangan ini juga merembet ke Lebanon, menelan sedikitnya 2.897 korban jiwa.
Sementara itu, di pihak Israel, serangan balasan Hizbullah telah menyebabkan jatuhnya korban. Otoritas Israel melaporkan bahwa 71 orang tewas akibat serangan roket yang menghantam Israel dan wilayah yang diduduki.
Eskalasi pertempuran ini mengundang keprihatinan dunia internasional. Seruan untuk menghentikan kekerasan dan mencari jalan keluar diplomatik semakin menguat, namun harapan akan perdamaian tampak semakin jauh di tengah sengitnya pertempuran.