PUNCA.CO – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Aceh Besar mencatat sebanyak 1.112 kejadian gempa bumi landa Provinsi Aceh sepanjang tahun 2024. 42 kali diantaranya dirasakan oleh masyarakat.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa berkekuatan kecil, dengan magnitudo di bawah 3 (M<3) sebanyak 751 kejadian.
Sedangkan berdasarkan kedalamannya, sebagian besar gempa tergolong dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer, sebanyak 1.018 kejadian.
“Sementara untuk Gempa bumi dengan kedalaman menengah (60 km hingga kurang dari 300 km) terjadi sebanyak 93 kali kejadian,” kata Andi, Rabu (1/1/2025).
Ia menjelaskan gempa bumi yang kerap terjadi di Aceh diakibatkan posisi Aceh berada di zona pertemuan 2 lempeng yaitu Indo Australia dan Eurasia di sebelah Barat Aceh serta terdapatnya banyak patahan-patahan aktif yang melintasi wilayah Aceh.
“Seperti patahan Seulimeum, patahan Aceh, patahan Tripa, patahan Batee, patahan Lhokseumawe dan beberapa patahan lainnya,” ucap Andi.
Menariknya, BMKG menemukan beberapa patahan lokal di Aceh Selatan, Langsa, dan Aceh Singkil yang belum terpetakan secara nasional. Meskipun belum tercantum di peta resmi, patahan ini memicu sejumlah gempa sepanjang 2024.
Dengan demikian Andi menegaskan pentingnya penguatan mitigasi bencana di Aceh.
“Pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan evakuasi harus terus ditingkatkan. Ini termasuk mengenali potensi gempa di wilayahnya, memahami jalur evakuasi, dan mengikuti pelatihan simulasi bencana,” ujarnya.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi standar bangunan tahan gempa, terutama di wilayah rawan patahan aktif.