PUNCA.CO – Maraknya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Aceh kembali mencuri perhatian, menyusul tragedi terbaru yang menimpa seorang anak berusia 13 tahun asal Aceh Besar. Korban ditemukan di Bandara Soekarno-Hatta dalam perjalanan menuju Balikpapan, setelah diarahkan oleh pelaku melalui ponsel.
Aneuk Muda Mualem (AMM) menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa ini dan mendesak Pemerintah Aceh serta Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk segera mengambil langkah konkret melindungi masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak, dari ancaman perdagangan manusia.
“Kasus ini adalah bukti nyata lemahnya perlindungan terhadap anak-anak Aceh. Pemerintah harus tegas mengedukasi masyarakat, memperketat pengawasan, dan menindak pelaku perdagangan manusia dengan keras,” ujar Marwan SPJ, Sekretaris Jenderal AMM.
Untuk mencegah kejadian serupa, AMM mengajukan sejumlah langkah strategis yang dinilai mendesak:
1. Edukasi dan Sosialisasi Massal.
Pemerintah Aceh diminta menyelenggarakan program edukasi tentang bahaya TPPO dan modus operandi pelaku. Sosialisasi ini harus menjangkau komunitas lokal, terutama di wilayah pedesaan.
2. Perlindungan Tenaga Kerja Migran dan Anak.
AMM menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi pekerja migran asal Aceh dan pengawasan khusus untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi.
3. Penguatan Koordinasi Antar Lembaga.
Kerja sama antara pemerintah, aparat hukum, lembaga sosial, dan komunitas lokal diperlukan untuk membangun sistem perlindungan yang solid.
4. Pemberdayaan Ekonomi dan Lapangan Kerja.
AMM menyoroti keterbatasan ekonomi sebagai akar masalah kerentanan warga terhadap perdagangan manusia. Solusi jangka panjang harus mencakup pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi keluarga miskin.
5. Harapan untuk Pemerintah Aceh.
AMM mendesak Pemerintah Aceh dan DPRA memberikan perhatian serius terhadap isu ini dengan mengalokasikan anggaran khusus untuk program pencegahan TPPO serta meningkatkan pelatihan bagi aparat penegak hukum.
“Anak-anak adalah masa depan Aceh. Kasus ini adalah alarm bagi kita semua untuk bertindak bersama melindungi mereka,” tegas Marwan.
AMM juga memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang berhasil menggagalkan aksi perdagangan manusia ini. Namun, mereka mengingatkan bahwa upaya pencegahan harus terus diperkuat agar tidak ada lagi korban yang jatuh ke dalam jeratan jaringan perdagangan manusia.
Mereka menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu strategis demi menciptakan Aceh yang lebih aman, bermartabat, dan bebas dari ancaman TPPO.