PUNCA.CO – Dari Tripoli ke Magelang, dari medan perang ke meja perundingan, dari menjadi musuh negara hingga kini menjadi pemimpin dalam NKRI. Mualem adalah saksi hidup bagaimana konflik, ideologi, dan kepentingan global bisa membentuk perjalanan hidup seseorang.
Bagi banyak kombatan, bergabung dengan NKRI berarti mengkhianati perjuangan lama. Namun, Mualem dan para pemimpin GAM lainnya menyadari bahwa perang tidak bisa berlangsung selamanya. Aceh telah hancur akibat konflik berkepanjangan, rakyat menderita, dan pembangunan tertinggal jauh dibandingkan daerah lain.
Akhirnya, mereka memilih untuk berdamai dan berintegrasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Ini adalah keputusan strategis yang diambil demi masa depan Aceh.
Baca juga: Dari Perlawanan ke Rekonsiliasi, Dari Tripoli ke Magelang
Sebagai pemimpin, Mualem harus memastikan bahwa perjuangan yang dulu dilakukan dengan senjata kini harus dilanjutkan dengan kebijakan dan pembangunan.
Seperti kata pepatah, “ Seorang pejuang sejati bukan hanya yang bisa berperang, tetapi juga yang bisa membangun setelah perang usai. ”
Kini, tugasnya adalah memastikan bahwa Aceh benar-benar mendapatkan kesejahteraan yang selama ini diperjuangkan bukan lagi dengan peluru, tetapi dengan kebijakan dan kepemimpinan yang bijak.