PUNCA.CO – Hari Raya Idul Adha tinggal menghitung hari, namun denyut pasar hewan di Sibreh belum juga menunjukkan tanda-tanda menggeliat.
Menurut Zakia, peternak asal Cot Glie, daya beli sapi pada qurban tahun ini sangat lemah. Menurut dia hal itu diakibatkan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja.
Ia membandingkan daya beli tahun ini sangat sedikit dibandingkan tahun lalu. Moment Qurban lalu, ia mampu menjual hingga 25 ekor sapi qurban.
“Tahun ini baru 18 ekor, itu pun tujuh saja yang terjual di pasar. Sisanya laku di kandang di gampong,” katanya, Rabu (29/5/2025).
Harga sapi memang tidak melonjak, berkisar antara Rp15 hingga Rp25 juta per ekor, tergantung ukuran dan kondisi. Namun bukan harga yang menjadi soal, melainkan minimnya uang di kantong pembeli. Zakia menyebutkan, sejak dua pekan terakhir, pasar terasa berat dan sepi.
“Orang datang, lihat-lihat, tanya harga, tapi tak jadi beli. Ekonomi sekarang sedang susah, kami bisa maklum, tapi ya kami juga hidup dari ini,” tambahnya.
Cerita serupa datang dari Fajri, peternak dari Lamno, Aceh Jaya. Jauh-jauh ia membawa sapi dan kerbau ke pasar Sibreh karena di daerahnya tidak ada pasar hewan. Tapi harapannya belum terbayar lunas.
“Dulu saya bisa jual 15 ekor sapi menjelang qurban. Tahun ini baru enam. Padahal tiap pasar Rabu saya bolak-balik kesini. Hari ini saja cuma dua sapi dan satu kerbau yang laku,” katanya.
Fajri menjual sapinya di harga Rp15 juta, dan kerbau seharga Rp23 juta. Meski usahanya belum memuaskan, ia tetap menggantungkan harapan pada sisa waktu menjelang Idul Adha.
“Biasanya pembeli ramai saat meugang atau dua hari sebelum lebaran. Mudah-mudahan itu masih berlaku tahun ini,” terangnya.