PUNCA.CO – Kehadiran Wakil Menteri Dalam Negeri jadi sorotan pada malam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-820 Kota Banda Aceh. Bima Arya terlihat terkagum-kagum terhadap kekayaan budaya Aceh, terutama tarian Saman yang sempat disebutnya sebagai Tarian Terindah di Dunia. Penampilan putra-putri terbaik Aceh di Taman Bustanussalatin, pada Jum’at (23/5/2025) dinilai telah berhasil merebut hati sang menteri.
“Kalau ada pertanyaan, tarian apa yang paling indah di dunia, saya akan menjawab dengan tanpa ragu, tarian yang paling indah sedunia adalah tari saman, sekali lagi tarian yang paling indah sedunia adalah tari Saman,” ujar Bima Arya dengan semangat menggebu.
“Di tari Saman kita melihat kekompakan, di tari Saman kita melihat kecepatan, di tari Saman kita melihat kekuatan, di tari Saman kita melihat keindahan, dari tari Saman kita merasakan hal-hal yang sarat makna, tidak semua tari-tari itu punya itu semua, tetapi tari Saman punya itu semua, dan disitu ada nilai-nilai yang di tausiahkan, ada nilai-nilai yang di dengungkan, ada nilai-nilai yang terasa masuk ke hati,” lanjut Wamendagri tersebut.

Menurut Bima Arya, tari Saman bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga mengandung nilai-nilai dakwah yang tinggi, “Karena sejatinya dari sejarahnya tari saman adalah instrumen dakwah, jadi tari apa yang paling indah sedunia, paling cantik sedunia, tari Saman” jelasnya.
Dirinya turut menyampaikan pandangannya tentang karakteristik unik Banda Aceh sebagai kota penuh sejarah dan nilai. Menurutnya, Banda Aceh bukan hanya dikenal lewat kuliner khas seperti mie Aceh, kopi Aceh, ayam tangkap, atau timphan, tetapi juga karena sejarah panjang semangat perjuangan dari berbagai masa.
“Ada 416 Kota se Indonesia Kota kabupaten, masing-masing punya karakter, masing-masing punya cerita, orang mungkin kalau ingat Aceh, ingat mie Aceh, ingat Banda Aceh ingat kopi, ingat ayam tangkap, ingat timphan, ingat Aceh ingat tari saman yang tadi, tapi sesungguhnya Banda Aceh lebih dari sekedar sungguhan makanan, Banda Aceh adalah sejarah para pejuang, para petarung tangguh dari masa ke masa,” ungkap Bima Arya.