PUNCA.CO – Pasukan militer Israel dikabarkan menaiki dan membajak kapal Madleen, yang membawa aktivis Greta Thunberg bersama 11 aktivis lainnya. Kapal tersebut merupakan bagian dari misi kemanusiaan yang hendak mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina.
Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition/FFC), organisasi yang mengoordinasi pelayaran tersebut, menyebutkan bahwa pasukan Israel menaiki kapal tersebut di perairan internasional. Setelah insiden tersebut, komunikasi dengan para kru dan penumpang kapal terputus.
Dalam pembaruan yang diunggah FFC melalui Telegram pada Senin (9/6/2025) dini hari waktu setempat, tampak para kru duduk di dalam kapal dengan mengenakan jaket pelampung dan mengangkat tangan ke atas seolah menunjukkan kondisi mereka yang sedang berada di bawah tekanan.
Al Jazeera menyebutkan bahwa militer Israel memaksa seluruh penumpang Madleen mematikan telepon mereka sesaat setelah kapal dicegat. FFC sebelumnya juga mengungkap bahwa serangan terjadi saat kapal masih berada di perairan internasional, bukan di wilayah yurisdiksi Israel.
“Quadcopter mengelilingi kapal, menyemprot zat seperti cat putih. Komunikasi terputus, dan suara-suara mengganggu terdengar dari radio,” tulis FFC dalam pernyataan yang dikutip CNN.
Pemerintah Israel sendiri telah berulang kali menegaskan tidak akan menghentikan kapal tersebut mencapai Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada Minggu (8/6), mengatakan pihaknya telah menginstruksikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memastikan kapal Madleen tidak mencapai Gaza.