Home Pendidikan Mahasiswa USK Harus Beli Almamater Sendiri, BEM Malah Diduga Ikut Jadi Panitia Tender
Pendidikan

Mahasiswa USK Harus Beli Almamater Sendiri, BEM Malah Diduga Ikut Jadi Panitia Tender

Share
Mahasiswa USK Harus Beli Almamater Sendiri, BEM Malah Diduga Ikut Jadi Panitia Tender
Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala. | Dok. Ist
Share

PUNCA.CO – Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) mengeluh setelah Uang Kuliah Tunggal (UKT) naik tanpa kompromi, kini mereka dipaksa membeli sendiri jaket almamater atau simbol identitas kampus yang mestinya menjadi tanggung jawab universitas.

Kekecewaan mulai memuncak, bukan hanya pada kebijakan kampus yang kian komersil, tapi juga pada sikap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USK yang dianggap jinak dan berpihak pada birokrasi.

Baca juga: Nazaruddin Kembali Terpilih sebagai Ketua IPI Aceh dalam Musda ke – XIV

Alih-alih menjadi corong aspirasi, BEM dituding berubah rupa menjadi panitia tender almamater. Isu tak sedap merebak, ada dugaan keterlibatan pengurus dalam distribusi, bahkan permainan dalam proses pengadaan. Suci, kepala departemen kastradasi BEM FP USK akhirnya ikut angkat suara.

“BEM itu seharusnya pembela mahasiswa, bukan pengecer almamater. Kami kecewa. Mereka sibuk urus jaket, bukan advokasi,” ujarnya, Jum’at (1/8/2025).

Mahasiswa USK Harus Beli Almamater Sendiri, BEM Malah Diduga Ikut Jadi Panitia Tender
Suci, Kepala Departemen kastradasi BEM FP USK | Dok. Untuk PUNCA.CO

Menurut Suci, keputusan membebankan biaya almamater kepada mahasiswa adalah bentuk pengalihan tanggung jawab yang mencederai keadilan. Ia menyayangkan bagaimana suara mahasiswa tidak pernah benar-benar didengar, bahkan oleh BEM yang seharusnya menjadi garda terdepan malah jadi sebaiknya.

“Kami ini sudah dibebani UKT yang terus naik, tapi jaket almamater saja harus dibeli sendiri. Di mana letak keberpihakan kampus kepada mahasiswanya? Dan kenapa BEM diam saja?”, ungkapnya geram.

Baca juga: Teungku Jamaika: Sudah Saatnya Gubernur Aceh Ganti Kepala SKPA yang Berkinerja Biasa-Biasa Saja

Ia juga menyoroti minimnya transparansi dalam proses pengadaan almamater dan mencurigai adanya unsur bisnis yang dimainkan.

“Kalau memang BEM terlibat, maka ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengkhianatan terhadap amanah mahasiswa,” tegasnya.

Saat kampanye, BEM mengumbar narasi soal kesejahteraan, transparansi, dan keberpihakan. Nyatanya, yang muncul justru sebaliknya.

Mahasiswa dipaksa membayar almamater, sementara aliran dana UKT yang terus meningkat tak jelas ke mana arahnya. Pertanyaan menggelitik pun mencuat, untuk apa uang kuliah jika fasilitas dasar mahasiswa justru dijadikan ladang bisnis?

“Ini bukan sekadar soal jaket. Ini soal arah kebijakan kampus yang makin kapitalis,” tambah suci.

Baca juga: Harga Gabah di Aceh Besar Tembus Rp9 Ribu, Petani Diuntungkan Meski Produksi Menurun

Krisis kepercayaan makin diperparah oleh konflik internal BEM. Sejumlah kegiatan besar terbengkalai, bahkan disebut-sebut membusuk seperti bangkai.

Aroma ketidakharmonisan itu menyembul ke publik, memperkuat citra bahwa organisasi mahasiswa tertinggi di USK tak lagi solid.

Media sosial penuh dengan kritik pedas. Tagar bernada sindiran terhadap BEM bermunculan, yang menyeret nama organisasi itu dalam pusaran perdebatan publik.

Baca juga: Dua Pejabat Balai Guru Penggerak Aceh Ditahan

“Kampus makin komersil, dan BEM kian melenceng dari khitah advokasinya. Mahasiswa bukan objek JUAL BELI!” tulis seorang mahasiswa dalam unggahan yang viral.

Kasus almamater hanyalah puncak gunung es. Di bawahnya, ada persoalan laten, minimnya transparansi, lemahnya advokasi, dan hilangnya roh perjuangan mahasiswa.

Kini menurutnya, BEM USK berdiri di persimpangan, kembali tegak membela mahasiswa, atau selamanya dicatat sebagai organisasi jinak yang terpiuh oleh kepentingan kampus.

Share
Tulisan Terkait

Pemuda dan Tanggung Jawab Informasi Sehat di Aceh

Di Aceh, ruang publik kini tidak hanya terbangun di meunasah atau warung...

Hujan Deras Picu Longsor di Leupung, Jalan Nasional Banda Aceh–Meulaboh Macet Total

PUNCA.CO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Besar selama dua hari...

Selangkah Lagi, Aceh Raya Siap Jadi Kabupaten Baru di Aceh

PUNCA.CO – Proses pembentukan Kabupaten Aceh Raya sebagai daerah otonomi baru (DOB)...

Rumah Warga di Simpang Tiga Terbakar, Harta Benda Tak Bersisa

PUNCA.CO – Rumah milik seorang warga lansia di Gampong Lamjamee Dayah, Kecamatan...