PUNCA.CO – Direktur Emirates Development Research (EDR), Dr. Usman Lamreung, menilai pernyataan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), terkait peningkatan sumber daya manusia (SDM) dokter ahli menyentuh akar persoalan yang jarang diangkat pemimpin daerah.
Menurutnya, selama ini kekurangan dokter spesialis di Aceh kerap dijawab dengan solusi instan, seperti menambah beasiswa atau mengirim tenaga medis keluar daerah. Sementara Mualem mencoba membalik perspektif dengan membangun integritas sistem pendidikan kedokteran sebagai fondasi lahirnya dokter yang benar-benar kompeten.
“Kalau tiga pilar yang ditawarkan; koordinasi lintas sektor, MoU dengan perguruan tinggi, dan tim pengawas independen, dijalankan secara konsisten, Aceh bisa mengalami transformasi besar di bidang kedokteran,” kata Usman, Rabu (11/9/2025).
Baca juga: Istri Mantan Perdana Menteri Nepal Tewas Terbakar Akibat Rumah Dibakar Demonstran
Namun, ia menekankan tantangan utama justru ada pada kemauan politik. Menurut Usman, di banyak daerah forum koordinasi hanya jadi seremoni, MoU berakhir sebagai dokumen simbolis, dan tim pengawas independen sering kehilangan independensinya akibat intervensi kekuasaan.
Ia juga mengingatkan bahwa transparansi dan keberanian memberantas praktik sogok dalam seleksi mahasiswa kedokteran harus menjadi prioritas.
“Mustahil menghasilkan dokter ahli berintegritas kalau sejak awal proses seleksinya sudah cacat,” tegasnya.
Usman menambahkan, peningkatan SDM bukan hanya soal jumlah, melainkan juga kualitas moral dan akademik yang lahir dari sistem pendidikan yang bersih.
Baca juga: Revisi UUPA Masuk Prolegnas 2025, Abang Samalanga; Alhamdulillah
“Jika ini diwujudkan, Aceh bukan hanya mampu mencetak dokter ahli kompeten, tapi juga menjadi teladan bagi daerah lain,” pungkasnya.
Sebelumnya, Mualem menyampaikan bahwa pembangunan fisik rumah sakit bukan prioritas utama terhadap persoalan pelayanan kesehatan di Aceh, melainkan peningkatan kualitas sumber daya manusia medis. Dirinya menyerukan agar universitas di Aceh mempersiapkan generasi dokter yang benar-benar kompeten dan bebas dari praktik suap dalam proses penerimaan.
“Saya haramkan sogok-sogok dalam penerimaannya. Yang lulus harus benar-benar yang mampu,” tegas Mualem, dikutip Ajnn, Selasa (9/9/2025).