PUNCA.CO – Penggerak wisata sekaligus pemilik Joel Bungalow, Zulfikri, menyoroti belum adanya regulasi yang jelas dari pemerintah daerah terkait keselamatan wisata pantai di Aceh. Ia menilai, minimnya perhatian tersebut membuat kawasan wisata laut di Aceh masih rentan terhadap insiden tenggelam yang berulang.
Menurutnya, hingga kini belum ada simbol atau tanda yang menunjukkan kawasan pantai mana yang aman untuk berenang dan mana yang berbahaya. “Belum ada simbol mana kawasan pantai yang boleh berenang dan tidak. Jadi terkesan nyawa itu murah. Pemerintah belum hadir memenuhi kebutuhan dasar pariwisata,” kata Zulfikri, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Perdagangan Satwa Dilindungi di Nagan Raya
Ia menambahkan, setiap pengunjung yang turun ke laut seharusnya diwajibkan memakai pelampung dan baju renang. Namun, tanpa aturan resmi dari pemerintah, kewajiban tersebut sulit diterapkan. “Kita tidak bisa memaksa pengunjung memakai pelampung karena tidak ada dasar hukumnya. Kesadaran masyarakat juga masih minim,” ujarnya.
Zulfikri mengungkapkan, belum adanya peraturan gubernur atau qanun yang mengatur aktivitas berenang menjadi hambatan besar dalam membangun sistem keamanan pantai.
“Selama ini qanun selalu dianggap sebagai urusan bisnis. Padahal, kalau pemerintah mau bekerja sama, kita bisa bentuk balawista dan lakukan edukasi penyelamatan korban tenggelam,” jelasnya.
Baca juga: Pergub Pertambangan Rakyat Jadi Solusi Atasi Tambang Ilegal di Aceh
Ia mencontohkan kondisi di Pantai Lampuuk, salah satu destinasi populer di Aceh Besar, di mana banyak pengunjung justru mencari arus laut yang berbahaya. “Di Lampuuk itu sering kita ingatkan, tapi masyarakat malah kejar arus. Saat kejadian, korban panik dan setelah dua teguk air laut, pasti langsung lemas,” ungkapnya.
Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, Zulfikri juga mendorong adanya kelas berenang di sekolah. Menurutnya, hal ini penting untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan dasar keselamatan di air. “Anak-anak perlu tahu pantai mana yang aman, dan bagaimana bersikap di air. Kelas berenang bisa jadi langkah awal,” ujarnya.
“Pada akhirnya, kita harus bersahabat dengan air laut. Sehebat apapun perenang, tak akan bisa menang melawan arus laut. Keselamatan adalah hal utama. Kalau kita ingin pariwisata Aceh berkembang, maka keamanan wisatawan harus jadi prioritas,” tutupnya.






