PUNCA.CO – Sebuah laporan dari The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa citra satelit menunjukkan serangan rudal Iran pekan lalu telah melumpuhkan beberapa pangkalan udara Israel. Akibat serangan tersebut, menyebabkan kerusakan pada Pangkalan Udara Nevatim dan dua pangkalan lainnya.
Iran meluncurkan setidaknya 180 rudal balistik ke arah Israel. Serangan tersebut sebagai bentuk tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, serta tindakan agresi dan genosida terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Menurut laporan dari The Cradle, serangan ini berpotensi menyebabkan dampak lebih besar di masa depan jika Iran menargetkan infrastruktur sipil atau kawasan pemukiman padat penduduk di Israel.
Meskipun Israel belum merilis angka korban, kerusakan yang terjadi di tiga pangkalan militer mereka menunjukkan kecanggihan teknologi rudal Iran. Serangan tersebut berpotensi memicu serangan balasan dari Israel, yang didukung oleh sekutunya, Amerika Serikat. Target balasan Israel diperkirakan adalah infrastruktur minyak atau nuklir Iran.
Teheran juga mengeluarkan ancaman, menyatakan bahwa mereka siap menyerang pembangkit listrik dan kilang minyak Israel jika Israel terus melakukan serangan terhadap warga Palestina serta Lebanon.
Menurut laporan The Wall Street Journal menyebutkan bahwa serangan rudal Iran ini termasuk salah satu serangan terbesar dalam sejarah perang modern. Para analis mengungkapkan bahwa sebagian besar rudal yang digunakan Iran adalah rudal balistik terbaru, yaitu Fattah-1 dan Kheibar Shekan.
Menurut ahli keamanan dan pengendalian senjata Jerman, Hamburg. Semakin cepat sebuah rudal, semakin sulit untuk dicegat. Menurut-nya pertahanan Israel kewalahan menghadapi serangan tersebut, terutama karena banyak-nya rudal yang diluncurkan secara bersamaan, yang berhasil membingungkan sistem pertahanan anti-rudal Israel.