PUNCA.CO – Debat ketiga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 berakhir ricuh setelah pasangan calon nomor urut 01, Bustami-Fadhil Rahmi menggunakan alat bantu perekam saat menyampaikan visi dan misi.
Tindakan tersebut memicu protes keras dari pendukung pasangan calon nomor urut 02, Muzakir Manaf-Fadhullah, hingga suasana debat memanas.
Situasi semakin tidak terkendali dengan adanya aksi saling dorong antara tim pendukung dan petugas pengamanan. Debat pun terhenti di tengah jalan, menyisakan ketidakpastian dan kekecewaan publik.
Ketua badan pemenangan pasangan nomor urut 02, Kamaruddin Abu Bakar alias Abu Razak menyebutkan bahwa pihaknya telah mencurigai penggunaan alat perekam oleh Bustami sejak debat kedua. Ia menegaskan bahwa alat tersebut, yang diduga terpasang di kerah baju, menjadi bukti pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi.
“Kita telah lihat saat debat kedua lalu, namun kita diam, rupanya kali ini dipakai lagi,” ujarnya kepada awak media.
Ia meminta pasangan Bustami-Fadhil Rahmi segera memberikan klarifikasi kepada publik dan mengungkap fakta yang sebenarnya. Ia meminta agar pasangan ini meminta maaf kepada khalayak ramai.
“Kami juga menuntut permintaan maaf secara terbuka,” tegasnya.
Abu Razak turut menyampaikan kritik terhadap kinerja Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Ia menilai KIP kurang teliti dalam memastikan tidak adanya pelanggaran sebelum debat dimulai.
“Kami mendesak KIP untuk lebih serius dan teliti. Pemeriksaan terhadap pasangan calon harus dilakukan secara menyeluruh agar hal seperti ini tidak terulang,” katanya.
Atas kejadian tersebut, debat publik ketiga calon Gubernur Aceh terpaksa tidak dilanjutkan. Sebab hasil mediasi dari LO masing-masing pasangan calon tidak menemukan titik penyelesaian.
“Dan dijadwal penyiaran juga telah selesai di pukul 22.00 WIB, maka debat tidak dilanjutkan,” tuturnya.