PUNCA.CO – Harga emas murni di Banda Aceh terus mencatat kenaikan signifikan hingga penghujung tahun 2024. Pada Senin (30/12/2024), harga emas perhiasan mencapai Rp4.420.000 per mayam, belum termasuk ongkos pembuatan.
Angka ini naik Rp20.000 dibandingkan harga sebelumnya. Jika ditambah ongkos pembuatan, harga emas bisa mencapai Rp4.570.000 per mayam, tergantung pada desain dan tingkat kerumitan.
“Tambahan biaya ongkos hanya sekitar Rp100-180 ribu per mayam, tergantung tingkat kesulitan desainnya,” ujar pedagang emas di Banda Aceh, Daffa Faraz.
Menurut Daffa, kenaikan harga emas ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan emas di pasar global. “Daya beli masyarakat dunia terhadap emas terus meningkat, sehingga mendorong lonjakan harga,” jelasnya.
Sedangkan harga emas 16 karat berada di kisaran Rp1.350.000 per gram, sementara emas perhiasan dengan kadar lebih tinggi mencapai harga yang jauh lebih mahal.
Di sisi lain, sepanjang tahun 2024 harga emas di Banda Aceh mengalami kenaikan drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, harga emas hanya berkisar Rp3,1 hingga Rp3,2 juta per mayam.
Namun, pada 2024 harganya melonjak hingga Rp4,5 juta per mayam. Angka ini mencatat kenaikan hampir 40 persen dalam setahun.
“Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh kondisi geopolitik internasional dan fluktuasi ekonomi global,” tambah Daffa.
Meski harga emas mengalami tren kenaikan, daya beli masyarakat Banda Aceh justru melemah di penghujung tahun. Dibandingkan tahun lalu, daya beli masyarakat turun sekitar 30 persen.
“Penurunan ini terjadi karena ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih. Sekarang, transaksi pembelian emas lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Daffa.