Home Lokal Viral Baca Qur’an ala DJ, Tiktoker Minta Maaf dan Akan Dibina di Aceh Timur
Lokal

Viral Baca Qur’an ala DJ, Tiktoker Minta Maaf dan Akan Dibina di Aceh Timur

Share
Viral Baca Qur’an ala DJ, Tiktoker Minta Maaf dan Akan Dibina di Aceh Timur
TikToker yang viral lantaran baca Quran sambil DJ dibawa ke Satpol PP dah WH Aceh
Share

PUNCA.CO – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Aceh, Jalaluddin menyampaikan bahwa pembinaan terhadap Mira Ulfa, Tiktoker asal Aceh yang viral karena melantunkan ayat suci Alquran dengan iringan musik ala DJ, akan dilakukan di Aceh Timur.

Hal ini dilakukan setelah Mira menyampaikan permohonan maaf kepada publik dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Satpol PP dan WH Aceh, Selasa (21/1/2025).

“Mira akan dibina di Aceh Timur karena yang bersangkutan ingin kembali ke kampung halamannya. Kami akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan WH Aceh Timur untuk melibatkan keluarga, pihak keuchik, serta masyarakat setempat dalam proses pembinaan ini,” ujar Jalaluddin.

Menurut Jalaluddin, berdasarkan pemeriksaan tindakan Mira dilakukan secara spontan akibat kekhilafan dan kurangnya pemahaman tentang etika beragama. Untuk itu, pembinaan akan difokuskan pada penguatan nilai-nilai agama dan kesadaran sosial.

Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahrol Fajri, menambahkan bahwa Mira telah diminta menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Aceh, umat Islam, serta para ulama.

“Kita harapkan ke depan dia akan dibina dengan baik sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi. Hari ini juga kita berupaya menetralkan isu yang berkembang di masyarakat,” ujar Zahrol.

Zahrol mengungkapkan, kasus ini telah memicu kekecewaan besar dari masyarakat, terutama dari tokoh agama dan ulama Aceh. Pemerintah Aceh telah berkoordinasi dengan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh untuk memastikan penanganan kasus ini berjalan sesuai syariat dan adat istiadat Aceh.

“Kami terus berkoordinasi agar kasus ini tidak menimbulkan dampak yang lebih luas di tengah masyarakat. Masyarakat Aceh sangat sensitif terhadap isu-isu yang berkaitan dengan agama, terutama jika dianggap sebagai pelecehan agama,” jelasnya.

Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat, terutama dalam penggunaan media sosial. Jalaluddin menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam membuat konten agar tidak melanggar nilai-nilai agama dan adat.

“Kami berharap ke depan siapa pun lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Jangan sampai hal serupa terjadi lagi dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat,” ujar Jalaluddin.

Share