PUNCA.CO – Harga perhiasan emas di Banda Aceh terus merangkak naik pasca Lebaran Idul Fitri. Kini, harga emas murni tembus Rp5.450.000 per mayam (3,3 gram), belum termasuk ongkos pembuatan yang berkisar antara Rp100.000 hingga Rp200.000 tergantung model dan tingkat kesulitan.
Kenaikan harga ini dipicu oleh kebijakan baru dari pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan tarif pajak ekspor-impor logam mulia. Kebijakan ini berimbas pada pasar global, termasuk Indonesia.
“Jadi pajak emas, baik yang keluar maupun masuk ke Amerika, sekarang dikenakan tarif lebih tinggi. Dampaknya langsung terasa ke harga emas dunia, termasuk di kita,” jelas Muhammad Daffa, pedagang emas di Banda Aceh, Rabu (9/4/2025).
Meski harga naik sekitar Rp150 ribu dari pekan lalu yang masih di kisaran Rp5,3 juta per mayam, animo masyarakat untuk membeli emas tidak surut. Bahkan, menurut Daffa, setelah Lebaran permintaan justru melonjak.
“Biasanya orang tahan dulu beli karena fokus ke kebutuhan Hari Raya. Nah, setelah lebaran baru ramai lagi. Sekarang 95 persen yang datang ke toko itu untuk beli, hanya lima persen yang jual,” sebutnya.
Sementara itu, untuk emas batangan Antam, saat ini dijual dengan harga Rp1.925.000 per gram.
Melihat tren saat ini, Daffa memperkirakan harga emas bisa menembus angka Rp6 juta per mayam di tahun 2025. Namun, ia belum bisa memastikan apakah lonjakan itu akan terjadi pada pertengahan atau akhir tahun.
“Kalau punya dana, lebih baik beli sekarang. Karena tren harga emas biasanya tidak turun drastis. Justru cenderung terus naik,” ujarnya