PUNCA.CO – Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) melakukan pertemuan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, di Jakarta, Jum’at (23/5/2025). Pertemuan tersebut guna perkuat sinergi dalam mendukung program strategis nasional, khususnya pengembangan Carbon Capture, Storage, and Utilization/ Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) di Arun, Aceh, serta percepatan ekosistem karbon kredit.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh Jajaran Bappenas, Kepala BPMA Nasri, Wakil Kepala BPMA Nizar Saputra, dan Deputi Perencanaan BPMA Edy Kurniawan. Turut membahas beberapa agenda kunci Perkenalan BPMA dan Program Kerja untuk Dukung Astra Cita Presiden, Persiapan CCS/CCUS Arun sebagai Proyek Percontohan, dan Penyusunan Rencana Aksi untuk Ekosistem Karbon Kredit.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyambut positif inisiatif BPMA dan menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk mewujudkan proyek CCS/CCUS dan pengembangan karbon kredit sebagai bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan.
“Saya ingin Aceh tidak hanya menjadi daerah Serambi Mekkah, melaikan menjadi mercusuar yang terus memancurkan secercah harapan untuk Indonesia Emas tahun 2045,” ujar Rachmat Pambudy.
BPMA dan Bappenas sepakat untuk berkolaborasi dalam mempersiapkan CCS/CCUS Arun sebagai salah satu proyek percontohan nasional. Proyek ini menjadi langkah strategis dalam mengurangi emisi karbon sekaligus memanfaatkan kembali infrastruktur migas yang ada di Aceh untuk mendukung ekonomi hijau.
Dukungan Bappenas dianggap sangat penting dalam memastikan proyek CCS/CCUS Arun dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi ekonomi maupun lingkungan.
“Kami berharap kerja sama ini dapat diperkuat dengan rencana aksi yang terukur,” ujar Nasri, Kepala BPMA.
“BPMA terus berkolaborasi dalam menyiapkan CCS/CCUS Arun sebagai salah satu Pilot projek untuk mempercepat implementasi investasi di Aceh dan menyiapkan rencana aksi tindak lanjut untuk mewujudkan ekosistem dari Carbon Credit ” lanjut Nasri.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana tindak lanjut dalam membangun ekosistem karbon kredit, termasuk mekanisme insentif, pengembangan pasar karbon, dan integrasi dengan kebijakan nasional terkait perubahan iklim. Hal ini merupakan langkah awal bagi kedua institusi untuk memperdalam koordinasi dalam mewujudkan energi bersih dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.[]