PUNCA.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan dimulainya gencatan senjata antara Iran dan Israel, Selasa pagi (23/6/2025). Namun, pernyataan tersebut belum sepenuhnya menjinakkan ketegangan di Timur Tengah. Belum ada tanggapan resmi dari Israel, sementara Iran yang menyatakan telah sepakat untuk menghentikan pertempuran, justru kembali menembakkan rudal yang menewaskan sedikitnya empat orang.
Pengumuman ini disampaikan Trump setelah lebih dari sepekan kedua negara saling menyerang dengan rudal, dan dua hari pascaserangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran.
Baca juga: Serang Iran Tanpa Izin Kongres, Donald Trump Terancam Dimakzulkan
Trump awalnya mengatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku secara bertahap pada hari Selasa. Tapi rincian kesepakatannya tidak dijelaskan secara detai. Dalam sebuah unggahan di media sosial pada pukul 08.38 pagi waktu Teheran, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata telah dimulai. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Aragchi, lebih dulu menyampaikan lewat media sosial sekitar pukul 04.30 pagi bahwa kesepakatan gencatan senjata telah berlaku, dengan menyebut militer Iran bertempur hingga detik terakhir.
Televisi pemerintah Iran kemudian juga menyiarkan pengumuman resmi mengenai status gencatan senjata tersebut.
Namun, di saat yang sama, militer Israel melaporkan bahwa Iran masih terus menggempur wilayahnya. Sedikitnya tiga gelombang rudal diluncurkan pada Selasa pagi. Layanan darurat Israel ikut mengonfirmasi bahwa empat orang tewas akibat serangan terbaru tersebut.
Terkait serangan di awal gencatan senjata bukan hal yang aneh. Biasanya, butuh waktu hingga semua pihak benar-benar menghentikan serangan sepenuhnya.
Trump menyampaikan pernyataan ini hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, markas militer terbesar AS di kawasan tersebut. Serangan ini merupakan balasan atas serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Meski demikian Iran telah lebih dulu memberi peringatan terkait serangan tersebut untuk meminimalkan kerusakan. Diketahui sekitar 10.000 tentara AS berada di Al Udeid, yang juga menjadi pusat Komando Sentral AS di Timur Tengah.
Wakil Presiden JD Vance Ikut merespons bahwa perang secara efektif telah berakhir dan kini saatnya membuka peluang untuk memulai kembali proses perdamaian.
Namun Trump berkeyakinan Israel dan Iran telah sepakat penuh untuk melakukan “GENCATAN SENJATA TOTAL,” sebagaimana tulis Donald Trump di media sosialnya. Menurut Trump penghentian serangan penuh tidak akan langsung terjadi, melainkan bertahap sambil kedua pihak menyelesaikan misi militer yang sedang berlangsung.
Beberapa pihak menyebut bahwa gencatan senjata ini tercapai berkat peran penting Qatar. Tiga diplomat menyebutkan, pejabat tinggi Qatar turun tangan dan membujuk Iran menerima proposal dari AS, setelah dipastikan bahwa Israel juga setuju.
Sebelumnya, pada Minggu malam, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan sangat dekat dengan pencapaian tujuannya dalam perang melawan Iran. Namun, ia tidak menyebut kapan perang akan berakhir.