PUNCA.CO – Kisruh yang kembali mencuat di tubuh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) mendapat sorotan tajam dari Juanda Djamal. Ia menyayangkan adanya mosi tidak percaya yang justru datang dari internal lembaga tersebut.
“Mestinya mereka disibukkan dengan menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing,” ujar Juanda, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, alasan yang dipakai dalam mosi itu sejatinya adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab yang memang sudah diletakkan di atas pundak para deputi dan pimpinan BPKS. Ia menekankan bahwa sekalipun ada pergeseran tugas atau perbedaan pandangan, hal tersebut seharusnya dilihat dari perspektif kepentingan strategis lembaga agar program bisa berjalan dengan baik dan membawa perubahan ke depan.
Baca juga: Bawa Kayu Ilegal Hasil Hutan Lindung, Pria Asal Aceh Besar Ditangkap
Juanda mengingatkan bahwa tantangan BPKS jauh lebih berat dari sekadar urusan internal. Mewujudkan kembali fungsi Sabang sebagai free port dan trade zone adalah pekerjaan besar yang membutuhkan sinergi dan dukungan banyak pihak.
“Tantangan BPKS berat, karena mewujudkan free port dan trade zone sebagaimana dulunya, itu tugas berat. Kita harus renew-relation dengan pemerintah pusat dan pelaku bisnis. Khusus pelaku bisnis, kita punya tantangan berhadapan dengan Belawan, Batam, dan Singapore, serta beberapa wilayah lainnya di seputaran Selat Malaka. Namun, dengan posisi yang strategis di titik antara Samudera Hindia dan Selat Malaka, jika dapat kita bangun kemitraan strategis dengan wilayah-wilayah tersebut, dimana fokus kita berbeda dengan mereka misalnya kembali kuatkan pada perdagangan, maka Sabang kembali menjadi destinasi perdagangan di kawasan Asia Tenggara,” jelasnya.
Baca juga: Wakil Kepala dan Para Deputi BPKS Sabang Pertontonkan Konflik Internal
Untuk itu, ia menekankan pentingnya membangun teamwork yang solid dengan perspektif investasi dan bisnis yang kuat. Juanda menilai kontradiksi pokok di tubuh BPKS harusnya ke eksternal bukan internal, justru akan merusak kinerja lembaga tersebut.
Baca juga: 25 Tahun BPKS Sabang, Sisa Gedung Kosong dan Dermaga Sepi
“Jadi, kalau teamwork saling tidak percaya, maka dampaknya pada kinerja. Semua deputi, wakil ketua kan sudah diberikan tupoksinya. Ketika menunjukkan orang lain tidak mampu, maka kita sebenarnya menunjukkan diri sendiri tidak mampu bekerja. Apalagi kita baru masuk dalam tim, langsung menunjukkan orang salah, maka semakin jelas kita tidak memiliki kemampuan untuk bekerja dalam sebuah teamwork yang baru,” tegasnya.
Juanda pun berharap di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf (Mualem), yang juga menjabat Ketua Dewan Kawasan Sabang, kepengurusan BPKS bisa kembali solid. Menurutnya, para pimpinan harus jauh dari perilaku manuver yang saling menyikut, dan bekerja dengan semangat kerelawanan, bukan sekadar mengejar jabatan.
“Maka, di bawah kepemimpinan Mualem, kita harapkan kepengurusan di BPKS kembali solid, bangun tim yang berkemajuan, jauhkan perilaku manuver yang saling menyikut. Para pimpinan harus memiliki perspektif voluntarism yang kuat, bukan bekerja sambilan apalagi mengejar jabatan. Kita harapkan Kepala BPKS agar rekonsolidasi para deputinya sesuai dengan arahan dan keputusan Mualem sebagai Ketua Dewan Kawasan Sabang,” tegas Juanda.
“Semua kita punya mimpi agar BPKS kembali menjadi pusat pelabuhan dan perdagangan bebas di bawah kepemimpinan Mualem,” tutupnya.