PUNCA.CO – Kasus baru HIV di Kota Banda Aceh terus menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun ini. Dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2025, tercatat 81 kasus baru HIV/AIDS di Banda Aceh dari total 233 kasus baru di seluruh Provinsi Aceh, menjadikan ibu kota provinsi ini sebagai wilayah dengan kasus tertinggi.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka tersebut dan menegaskan bahwa pemerintah kota terus memperkuat langkah pencegahan serta layanan bagi penderita HIV/AIDS.
Baca juga: Marak Reklame Ilegal, Pemkab Aceh Besar Minta Pemilik Urus Izin
“Memang penderita HIV/AIDS ini rata-rata bukan penduduk Banda Aceh. Sekitar 20 persen saja yang warga Banda Aceh, selebihnya berasal dari luar daerah. Tapi semua yang ada di Banda Aceh tetap kita layani, kita jaga, dan kita rawat,” ujar Illiza di Banda Aceh, Kamis (16/10/2025).
Illiza menjelaskan, pemerintah kota melalui tim lintas sektor terus berupaya menekan angka penularan HIV/AIDS. Penanganan, katanya, tidak bisa dilakukan oleh satu instansi semata, tetapi harus melibatkan kolaborasi multi sektor dan lintas OPD.
Baca juga: Harga Pangan Naik, Pemko Banda Aceh Gelar Pasar Murah dan Ajak Warga Tanam Cabai di Pekarangan
Illiza mengakui, tingginya angka HIV di Banda Aceh juga dipengaruhi oleh aktivitas tes dan skrining yang masif dilakukan pemerintah. Pemerintah kota, kata dia, kini aktif melakukan tes gratis di Puskesmas serta mengadakan uji screening bagi kelompok berisiko, termasuk remaja dan peserta didik.
“Sebagian kasus terdeteksi karena pemerintah melakukan tes, bukan karena kesadaran masyarakat. Tes ini penting agar kita bisa mendeteksi lebih awal, menjaga daya tahan tubuh penderita, dan mencegah penularan kepada orang lain,” jelasnya.
Baca juga: Perjuangan Jeri Taufik, Bendera Aceh di Atas Ring Tinju
Selain HIV/AIDS, Illiza juga menyoroti persoalan kesehatan lainnya seperti tuberkulosis (TBC) dan malaria. Ia menyebut, hingga kini Banda Aceh bebas dari kasus malaria, sementara pencegahan terhadap TBC terus digalakkan dengan komitmen kuat pemerintah kota.
“Kalau malaria kita bisa jaga, dan tidak ada kasus di Banda Aceh. Tapi pencegahan jauh lebih penting. Begitu juga dengan TBC, kami terus melakukan upaya-upaya penjagaan,” tambahnya.