Home Lokal Dispora Gelar Temu Wicara, Bahas Kolaborasi Pemuda Tangani Banjir dan Longsor di Aceh
Lokal

Dispora Gelar Temu Wicara, Bahas Kolaborasi Pemuda Tangani Banjir dan Longsor di Aceh

Jaringan Pemuda Yang Tersebar Di Berbagai Daerah Memudahkan Pemerintah Mendapatkan Laporan Cepat Terkait Kondisi Di Titik Banjir

Share
Kabid Pengembangan Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh, Mari Amin, SE, M.Si saat membuka acara Temu Wicara Pemuda Aceh Tahun 2025. | Dok. PUNCA.CO
Share

PUNCA.CO – Di tengah bencana banjir dan longsor yang masih melanda sejumlah wilayah Aceh, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh menggelar forum diskusi untuk memperkuat peran pemuda dalam penanganan darurat bencana. Kegiatan Temu Wicara dan Ramah Tamah Pemuda Aceh Tahun 2025 itu berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Minggu (7/12/2025).

Kabid Pengembangan Pemuda Dispora Aceh, Masri Amin, SE, M.Si, menegaskan pemuda adalah garda depan dalam penyampaian informasi lapangan. Menurutnya, jaringan pemuda yang tersebar di berbagai daerah memudahkan pemerintah mendapatkan laporan cepat terkait kondisi di titik banjir.

Baca juga: Ditemani Mualem Prabowo Tinjau Jembatan Bailey Teupin Mane

“Kawan-kawan muda yang aktif di organisasi itu selalu update. Pemerintah jadi lebih mudah berkomunikasi dan melakukan pendataan. Kolaborasi ini sangat penting,” ujar Masri.

Sebagai salah satu narasumber unsur pemuda, Awwaluddin Buselia menegaskan bahwa pemuda wajib mengambil bagian dalam persoalan strategis, terutama saat Aceh dilanda bencana besar.

Baca juga: Pemerintah Aceh Optimalkan Distribusi Logistik dan Alkes via Udara ke Daerah Terisolir

“Pemuda bukan hanya kritis, tapi harus aktif berkolaborasi ketika menyangkut hajat masyarakat. Ini momentum untuk memperkuat solidaritas,” ujarnya.

Ia menyebut saat ini banyak relawan-relawan muda yang berada di lapangan memantau posko dari satu titik ke titik lain sekaligus menyalurkan bantuan.

“Saya kira masih banyak pemuda yang di lapangan sampai sekarang, dan pemerintah harus memanfaatkan potensi mereka guna percepat penanganan bencana saat ini,” tambahnya.

Politikus dari Partai Aceh, Juanda Djamal, yang turut hadir sebagai pemateri, juga sempat meminta pemuda Aceh lebih peka terhadap kondisi daerah dan memperkuat kolaborasi multipihak.

Baca juga: Jaringan Bank Aceh di Aceh Tamiang Kembali Aktif, 43 dari 46 Unit Sudah Beroperasi

“Peran pemuda itu memang harus ada. Mereka yang paling cepat bergerak dan bisa menjangkau banyak lokasi,” kata Juanda.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 100 peserta dan dibuka secara resmi oleh Kadispora Aceh, yang diwakili Masri Amin, SE, M.Si, serta dihadiri Kabid Pemberdayaan Pemuda, Syarifah Irma Henni, SE, MM.

Seperti diketahui, bencana banjir yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar sejak awal Desember masih menunjukkan dampak besar. Data terbaru dari posko tanggap darurat menunjukkan 349 orang meninggal dunia di Aceh akibat banjir dan longsor. 775.346 warga terdampak dan mengungsi, tersebar di 3.978 gampong dan 234 kecamatan.

Baca juga: Sudah 1,4 Juta Warga Terdampak Bencana Banjir dan Longsor Aceh

Di Aceh Timur, lebih dari 10.715 rumah dan fasilitas publik rusak, dengan 47 korban meninggal dan lebih dari 1.200 warga luka-luka. Di sejumlah wilayah masih terisolasi, membuat bantuan belum dapat menjangkau semua desa.

Fakta menarik juga dikemukakan BNPB, yang memperkirakan total pengungsi di Sumatra mencapai 975 ribu jiwa, menjadikan bencana ini salah satu yang terbesar dalam 10 tahun terakhir.

Kerusakan infrastruktur mulai dari jembatan ambruk, jalan putus, hingga fasilitas kesehatan terendam membuat distribusi bantuan terhambat. Kondisi ini menyebabkan peran pemuda, relawan, dan komunitas lokal dianggap menjadi sangat penting dalam menjangkau titik-titik yang terpencil.

Forum tersebut juga melahirkan beberapa poin penting, seperti pemuda jadi sumber data tercepat dikarenakan oleh nanyak pemuda tergabung dalam organisasi, komunitas, hingga relawan desa, sehingga mereka mampu menyuplai informasi real-time ke pemerintah.

Baca juga: Imigrasi Banda Aceh Deportasi WN Pakistan Usai Jalani Pidana

Selanjutnya, distribusi bantuan lebih efektif disebabkan keterlibatan pemuda membantu menentukan lokasi prioritas, kebutuhan mendesak, hingga jalur alternatif menuju titik yang sulit dijangkau.

Lebih lanjut, pemuda dianggap penting untuk mengawal agar distribusi logistik tepat sasaran dan tidak terjadi penumpukan di satu lokasi. Serta Melalui kolaborasi seperti ini, pemuda didorong memahami standar penanganan bencana sehingga dapat bergerak secara terstruktur.

Paling penting, dengan tingginya jumlah pengungsi dan luas wilayah terdampak, faktanya bahwa Aceh masih membutuhkan dukungan relawan, tenaga lapangan, hingga jaringan informasi.

Dispora Aceh memastikan kolaborasi dengan pemuda tidak hanya berhenti pada ruang diskusi, tetapi akan ditindaklanjuti dengan aksi lapangan dan penguatan jejaring di kabupaten/kota.

Share
Tulisan Terkait

Enam Korban Ditemukan Tewas, SAR Kebut Evakuasi di Tengah Putusnya Akses Banjir Aceh

PUNCA.CO – Tim SAR gabungan menemukan enam korban meninggal dunia dalam operasi...

Kak Na Kirim 3 Ton Ikan Segar dan Bantuan Sandang Pangan ke Posko Korban Banjir Terisolir

PUNCA.CO – Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Aceh Marlina Muzakir bersama...

Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor

PUNCA.CO – Lebih dari 50 persen gampong di Aceh terdampak banjir dan...