PUNCA.CO – Sejumlah petani di Kabupaten Pidie Jaya mengalami gagal panen akibat lahan pertanian mereka terdampak banjir dan lumpur. Tanaman padi yang semestinya dipanen pada awal Desember kini tidak lagi dapat dimanfaatkan.
Salah seorang petani di Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya, Mutia (43), mengaku lahan sawah miliknya seluas sekitar 1.000 meter persegi mengalami kerusakan parah. Padi yang ditanam berubah warna menjadi hitam dan tidak layak dipanen.
“Harusnya kami panen awal Desember, tapi padinya sudah tidak bisa dipakai. Warnanya sudah hitam semua,” ujar Mutia, Rabu (25/12/2025).
Baca juga: Kak Na Apresiasi Upaya Tanggap Darurat Warga Gampong Buket Linteung
Ia mengatakan, meski sebagian kecamatan lain di Pidie Jaya sempat melakukan panen lebih awal, hasil gabah yang diperoleh juga tidak dapat dimanfaatkan karena kualitasnya menurun drastis akibat terdampak banjir.
Kondisi di sekitar lahan pertanian, lanjut Mutia, bahkan lebih parah. Sejumlah sawah tertutup lumpur tebal sehingga tidak hanya merusak tanaman, tetapi juga menyulitkan petani untuk mengolah kembali lahan tersebut.
“Di sekitar sini malah ada yang sawahnya sudah tertimbun lumpur,” katanya.
Di Pidie Jaya sendiri luas baku sawah sebesar 8.547 hektar, 913 luas lahan yang terdampak. Dari jumlah ini 436 hektar merupakan luas sawah yang tidak bisa ditanami lagi atau rusak. Sedangkan 477 hektar lahan masih dapat ditanami kembali.
Baca juga: Hujan Lebat Picu Banjir Susulan di Pidie Jaya, Belasan Desa Tergenang
Akibat kerusakan ini, para petani terpaksa menelan kerugian karena tidak dapat menikmati hasil panen yang selama ini menjadi sumber utama penghidupan mereka. Mereka berharap adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah untuk pemulihan lahan pertanian pascabencana.
“Kami berharap nantinya lahan kami diukur kembali, pasca terendam sawah memang penuh lumpur. Semoga saja bisa digunakan kembali,” terangnya.









