PUNCA.CO – Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPD HKTI) Aceh bekerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyelenggarakan program kemitraan UMKM bertema ‘Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Pembuatan Briket: Solusi Ramah Lingkungan Bernilai Ekonomi Tinggi’.
Program yang berlangsung selama lima hari, dari tanggal 1 hingga 5 Agustus 2025 tersebut, menghadirkan Ketua DPD HKTI Aceh, H.M. Fauzan Kamil, Lc., M.A., sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Fauzan Kamil yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Gubernur Aceh bidang Hubungan Luar Negeri, membagikan pengalaman praktisnya sebagai pelaku ekspor briket arang kelapa dan limbah sawit. Ia menekankan bahwa potensi pasar ekspor untuk biomassa berbasis limbah sawit sangat besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.
“Industri luar negeri sangat membutuhkan energi alternatif ramah lingkungan, dan briket dari limbah sawit adalah salah satu solusi nyata. Ini bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Aceh,” ujar Fauzan, Jum’at (1/8/2025).
Baca juga: Gantikan Ahmad Muzani, Sugiono Resmi Ditunjuk Sebagai Sekjen Gerindra
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor IAIN Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahri Arrauf Nasution, M.A., serta Sekretaris Daerah Kota Langsa, Suhartini, bersama jajaran Muspika Kota Langsa. Program tersebut juga melibatkan pelatihan langsung dan praktik produksi briket di salah satu perusahaan ekspor briket yang berlokasi di Aceh Tamiang.
Didampingi Sekretaris DPD HKTI Aceh, H. Irwan Yasin, dan Ketua Harian, Habiburrahman, S.Tp., M.Sc., Fauzan Kamil mengajak para petani dan pelaku UMKM untuk bergabung dalam HKTI sebagai wadah organisasi petani terbesar di Indonesia yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian.
Fauzan menegaskan bahwa program ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan dari komoditas pertanian.
Menanggapi inisiatif tersebut, Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), menyampaikan dukungannya penuh terhadap pengembangan industri pertanian berbasis rakyat.
“Pemerintah Aceh berkomitmen membebaskan rakyat Aceh dari kemiskinan lewat pemberdayaan sektor pertanian dan industri berbasis usaha rakyat. Program seperti ini harus diperluas ke seluruh wilayah agar masyarakat bisa menjadi pelaku utama dalam kebangkitan ekonomi Aceh,” tegas Mualem.
Aceh dengan sejarah panjang sebagai sentra perdagangan dan komoditas ekspor, kini kembali diarahkan menjadi pemain utama dalam pasar ekspor berkelanjutan melalui inovasi produk-produk pertanian, salah satunya briket dari limbah sawit.[]










