PUNCA.CO – Lonjakan harga beras di provinsi Aceh ternyata berdampak pada daya beli masyarakat. Seperti yang terjadi di Pasar Al Mahirah Lamdingin Banda Aceh.
Menurut pedagang beras di pasar tersebut, Daus, harga beras super premium kini tembus Rp250 ribu per 15 kilogram. Sementara beras premium dan medium masing-masing dijual Rp235 ribu dan Rp230 ribu per 15 kilogram.
“Harga naik drastis. Sekarang yang biasanya beli satu sak, sudah banyak yang minta eceran. Bahkan ada yang beli per bambu,” ujar Daus, Sabtu (2/8/2025).
Kata dia, kenaikan ini tak hanya memukul konsumen rumah tangga, tetapi juga pedagang nasi yang mengandalkan beras dalam jumlah besar setiap hari.
Baca juga: Mahasiswa USK Harus Beli Almamater Sendiri, BEM Malah Diduga Ikut Jadi Panitia Tender
“Pedagang nasi paling terdampak. Mereka mengeluh ke kami karena nggak bisa naikin harga jual nasi. Sementara biaya produksinya naik. Kalau dipaksakan, bisa rugi,” jelasnya.
Di tengah keterbatasan, keberadaan beras SPHP dari pemerintah menjadi penyelamat sementara bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Beras tersebut tetap dijual dengan harga terjangkau dan stoknya baru tersedia kembali.
“SPHP sangat membantu. Banyak pelanggan kami yang pindah ke SPHP karena harga beras biasa sudah terlalu tinggi,” kata Daus.
Daus mewakili suara para pedagang berharap pemerintah segera menstabilkan harga beras untuk menjaga keberlangsungan usaha kecil dan daya beli masyarakat.
“Kalau harga terus seperti ini, bukan hanya konsumen yang susah. Pedagang seperti kami juga makin berat menjalankan usaha,” pungkasnya.