PUNCA.CO – Sebanyak 2.500 ekor ternak di Aceh dilaporkan terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak di beberapa wilayah. Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Aceh, Zalsufran menyebutkan kondisi ini disebabkan beberapa faktor salah satunya terhentinya vaksinasi bagi ternak.
Ia menyebutkan, sejumlah ternak yang terpapar itu ditemukan terjadi di Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Lhokseumawe. Meski begitu, Zalsufran memastikan situasi masih dalam kendali.
Baca juga: Waspada PMK, Pemkab Aceh Besar Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Pasar Hewan Sibreh
“Ada sapi yang belum cukup umur saat vaksinasi dilakukan, sehingga ketika dewasa mereka menjadi rentan karena belum divaksin ulang,” katanya kepada media ini, Minggu (12/1/2025).
Selain itu, masuknya ternak secara ilegal yang tidak terpantau kesehatannya juga menjadi salah satu penyebabnya. Menurutnya, ternak yang masuk melalui pelabuhan resmi biasanya menjalani pemeriksaan kesehatan hewan yang ketat.
Namun, ternak yang diselundupkan melalui jalur ilegal berisiko membawa virus dan menyebarkannya ke wilayah Aceh.
“Bahkan, ada sapi yang masuk dari Thailand tanpa pemeriksaan kesehatan,” ungkap Zalsufran.
Faktor lain yang turut memicu merebaknya PMK adalah pola peternakan tradisional di Aceh. Banyak peternak tidak menjaga kebersihan kandang atau menerapkan penyemprotan disinfektan secara teratur.
“Banyak kandang yang tidak dikelola dengan baik. Ini mempermudah penyebaran virus,” katanya.
Ia mengimbau peternak untuk lebih disiplin menjaga kebersihan kandang, melaporkan kasus ternak sakit, dan memastikan ternak mendapatkan vaksinasi untuk mencegah wabah semakin meluas.