PUNCA.CO – Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya menekan laju inflasi dan menjaga daya beli masyarakat dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai titik wilayah kota.
Program ini tidak hanya bertujuan menstabilkan harga bahan pokok, tetapi juga meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga sejumlah komoditas penting.
Baca juga: Perjuangan Jeri Taufik, Bendera Aceh di Atas Ring Tinju
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, mengatakan kegiatan tersebut menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah yang dilakukan secara berkelanjutan. Ia menegaskan, pasar murah digelar untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
“Intinya, kita ingin membantu masyarakat dari beban harga yang saat ini meningkat. Pasar murah ini juga bagian dari upaya menjaga inflasi kota agar tetap stabil,” ujar Illiza, Kamis (16/10/2025).
Baca juga: Pemerintah Aceh Teken Kerja Sama OP4D dengan DJP dan DJPK
Dalam gerakan pangan murah ini, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp50.000 per paket bagi masyarakat. Setiap paket berisi kebutuhan dasar seperti beras, minyak goreng, telur, gula, dan cabai.
“Subsidi Rp50 ribu per paket ini sangat berarti bagi masyarakat Banda Aceh. Dengan adanya subsidi, mereka bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga yang jauh lebih murah,” jelasnya.
Baca juga: Gelar Aksi Damai, ARABP kembali Suarakan Solidaritas untuk Palestina
Selain melalui pasar murah, Pemko Banda Aceh juga mendorong masyarakat agar meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dengan menanam bahan pangan di pekarangan rumah.
“Kami mengajak masyarakat menanam cabai, tomat, sayuran, dan bawang di pekarangan rumah. Upaya sederhana ini bisa menekan kebutuhan di pasar sekaligus menghemat pengeluaran rumah tangga,” kata Illiza.
Baca juga: Tiba di Banda Aceh, Ketua MPR RI Ahmad Muzani di Sambut Wakil Gubernur Fadhlullah
Ia menambahkan, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan sangat penting, terutama dalam menghadapi fluktuasi harga bahan pokok yang kerap dipicu oleh pasokan terbatas.
“Kita ingin membangun kesadaran bahwa menjaga kestabilan harga bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Kalau masyarakat ikut menanam, dampaknya akan terasa langsung di rumah tangga,” ujarnya.