PUNCA.CO – Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan menyelimuti Balee Meuseraya Aceh, Banda Aceh, pada Rabu (26/3/2025). Partai Aceh menggelar acara buka puasa dan doa bersama, yang dihadiri oleh ratusan kader, pimpinan partai dari berbagai wilayah, serta tokoh-tokoh penting dalam sejarah perjuangan Aceh.
Acara ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaytar, serta para tokoh perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), seperti Apa Karya dan sejumlah kombatan GAM lainnya. Tak hanya itu, pimpinan partai koalisi pemenangan pasangan Mualem – Dek Fadh beserta para relawan juga turut hadir, menjadikan momen ini sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi politik paska Pilkada.
Salah satu momen paling mengharukan dalam acara ini adalah saat doa bersama dipanjatkan untuk Almarhum H. Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), mantan Sekjen Partai Aceh sekaligus Ketua Badan Pemenangan Mualem – Dek Fadh. Abu Razak, yang juga mantan Panglima Operasi GAM, dikenagai sosok pejuang yang berperan besar dalam perjalanan politik Aceh.
” Kami merasa berbelasungkawa atas berpulangnya sahabat kami, Abu Razak. Beliau meninggal dengan sangat sempurna, di bulan ramadhan, hari Jum’at, di tanah suci, ” ucap Mualem sembari terharu dengan nada tersentak-sentak.
Ketua Umum Partai Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), yang memberikan sambutan, tampak tak kuasa menahan haru saat mengenang sosok Abu Razak. Dengan suara bergetar Mualem menyebut almarhum sebagai sahabat seperjuangan yang banyak berjasa bagi rakyat Aceh.
Tak hanya menjadi ajang silaturahmi Kader Partai Aceh dan tokoh perjuangan, acara ini juga diwarnai dengan aksi kepedulian sosial. Menjelang waktu berbuka puasa, Mualem turut membagikan santunan kepada anak yatim, sebagai bentuk komitmen Partai Aceh dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Buka puasa dan doa bersama ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi menjadi simbol persatuan, kebersamaan, dan kesinambungan perjuangan Partai Aceh. Kehadiran para tokoh penting dan kader Partai Aceh menunjukkan bahwa semangat perjuangan untuk Aceh yang lebih baik tetap mengembara.