PUNCA.CO – Setiap Ramadan, usaha cincau di Banda Aceh mengalami lonjakan permintaan yang signifikan. Cincau menjadi menu yang kerap dicampurkan dalam minuman manis dan berbasis santan lainnya.
Menurut pengusaha cincau yang berada di Kampung Laksana, Kota Banda Aceh, Djoek Fa, produksi cincau mengalami peningkatan hingga 400 kaleng per hari dibandingkan hari biasa yang hanya memproduksi 40 kaleng.
“Ramadan memang lebih ramai dibanding hari biasa, diprediksi mengalami kenaikan 10 kali lipat,” kata Djoek Fa, Selasa (4/3/2025).
Djoek Fa, merupakan generasi ketiga dari perintis usaha cincau di Banda Aceh, masih setia melanjutkan warisan neneknya yang telah lebih dari 60 tahun lamanya.
“Ini usaha turun temurun, sudah lebih dari 60 tahun lalu dimulai,” sebutnya.
Selain peningkatan produksi, Ramadan juga menjadi momen bagi Djoek Fa untuk membuka lapangan pekerjaan lebih luas. Jika di hari biasa ia hanya mempekerjakan dua orang, tapi saat Ramadan ia memperkerjakan hingga enam orang.
Di balik kesegaran cincau yang kerap menjadi pelengkap minuman berbuka puasa, diakuinya daya beli masyarakat sedikit menurun sejak Covid-19. Hal itu lantaran ekonomis masyarakat sedang sulit.
“Kita masih jual Rp25 ribu, kita tidak bisa ikut menaikkan harga meski bahan baku naik,” ujarnya.
Dengan harga jual Rp25 ribu per kaleng, Djoek Fa tetap berusaha menjaga stabilitas harga agar tetap terjangkau meskipun bahan baku seperti daun cincau yang didatangkan dari Jawa mengalami kenaikan.
“Setiap kali beli, bisa sampai satu ton daun cincau. Tapi berapa lama itu cukup, tergantung permintaan pasar. Kami tidak bisa memastikan jumlah produksi,” jelasnya.