Donald Trump, yang baru saja meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024, kini diperkirakan tengah mempersiapkan tim kabinet yang akan mendukung visinya untuk empat tahun ke depan. Proses seleksi, yang dimulai dalam beberapa hari mendatang, dikabarkan akan dipimpin oleh Linda McMahon (mantan CEO WWE) dan Howard Lutnick (pendiri perusahaan pialang Cantor Fitzgerald), yang akan memastikan posisi-posisi strategis di kabinet serta ribuan jabatan federal terisi dengan individu-individu terbaik.
Berdasarkan informasi dari AFP, beberapa nama kini mencuat sebagai calon kuat untuk mengisi posisi dalam kabinet Donald Trump.
Kepala Staf Gedung Putih :
Nama Susie Wiles, manajer kampanye Trump, menjadi kandidat utama untuk posisi Kepala Staf Gedung Putih. Wiles, yang lebih suka bekerja di belakang layar, telah lama menjadi sosok yang dipercaya Trump. Pada pidato kemenangan Trump, Wiles dipanggil ke panggung sebagai bentuk penghargaan. Trump memuji Wiles, yang berusia 67 tahun dan berasal dari Florida, karena kemampuannya menjaga stabilitas di Gedung Putih. Wiles kemungkinan besar akan mengisi posisi vital ini.
Jaksa Agung :
Dengan agenda Trump yang ambisius, terutama soal deportasi massal imigran ilegal, posisi Jaksa Agung akan menjadi kunci dalam menjalankan kebijakan hukum yang ketat. Beberapa nama yang masuk radar untuk posisi ini antara lain Senator Republik Mike Lee, Jaksa Agung Missouri Eric Schmitt, serta John Ratcliffe, mantan Direktur Intelijen Nasional. Jabatan ini akan sangat menentukan arah kebijakan hukum pemerintahan Trump.
Menteri Luar Negeri:
Dalam upayanya untuk menegaskan kepentingan nasional Amerika, Trump memerlukan seorang diplomat yang tidak hanya kuat dalam perundingan internasional, tetapi juga mampu menegakkan sikap tegas. Richard Grenell, mantan Duta Besar AS untuk Jerman dan penjabat Direktur Intelijen Nasional, muncul sebagai calon kuat untuk posisi ini. Grenell dikenal dengan pendekatannya yang tanpa kompromi, dan ia sendiri pernah menyatakan, “Jika Anda ingin menghindari perang, lebih baik Anda memiliki ‘bajingan’ sebagai Menteri Luar Negeri.”
Menteri Pertahanan dan Direktur CIA:
Pencalonan untuk dua posisi vital ini—Menteri Pertahanan dan Direktur CIA—akan mendapat perhatian besar dari sekutu-sekutu internasional AS. Kash Patel, mantan pejabat tinggi CIA asal India, dan Senator Texas John Ratcliffe, menjadi kandidat yang dipertimbangkan untuk memimpin CIA. Sementara itu, nama Mike Pompeo, mantan Menteri Luar Negeri dan Direktur CIA, juga kembali mencuat dalam percakapan politik, berpotensi mengisi salah satu posisi ini untuk melanjutkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif.
Menteri Keuangan:
Posisi Menteri Keuangan menjadi sangat penting dalam mengelola ekonomi negara, terutama dalam menghadapi tantangan global. Scott Bessent, miliarder sekaligus manajer dana lindung, muncul sebagai kandidat terdepan untuk posisi ini. Bessent akan berperan besar dalam mewujudkan agenda ekonomi Trump yang penuh tantangan. Nama John Paulson, penasihat miliarder lainnya, juga ikut masuk dalam daftar calon, memperlihatkan kecenderungan Trump untuk memilih sosok yang memiliki rekam jejak kuat dalam dunia finansial.
Department of Government Efficiency (DOGE) :
Mungkin ini yang paling menarik: Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, direncanakan akan memimpin **Department of Government Efficiency (DOGE)**—sebuah inisiatif baru yang bertujuan memangkas anggaran federal AS sebesar USD 2 triliun dari total anggaran USD 7 triliun. Musk, yang terkenal dengan gaya manajemennya yang tegas dan penuh inovasi, berkomitmen untuk menerapkan efisiensi yang lebih besar di Washington D.C., meski proses pemotongan anggaran ini diperkirakan akan sangat kompleks. Musk sendiri berjanji untuk menjaga transisi yang adil bagi pekerja federal yang terdampak oleh kebijakan tersebut.
Dengan berbagai nama besar dan tokoh-tokoh berpengaruh ini, kabinet Trump ke depan dipastikan akan mencerminkan keberagaman pengalaman dan pendekatan yang kuat dalam menjalankan pemerintahan. Proses seleksi ini tentu akan terus menarik perhatian, mengingat dinamika politik yang berkembang pesat di AS.